Jombang adalah kabupaten yang terletak di bagian tengah Provinsi Jawa Timur.
Jombang dikenal dengan sebutan Kota Santri.
Dahulu kala, kata Jombang merupakan akronim dari kata berbahasa Jawa yaitu ijo (Indonesia: hijau) dan abang (Indonesia: merah). Ijo (hijau) mewakili kaum santri (agamis), dan abang (merah) mewakili kaum abangan (nasionalis/kejawen). Kedua kelompok tersebut hidup berdampingan, dan harmonis di Kabupaten Jombang. Bahkan kedua elemen ini digambarkan dalam warna dasar lambang daerah Kabupaten Jombang.
Dalam logo Kabupaten Jombang, memang terdapat gerbang dan benteng yang melambangkan bahwa zaman dahulu Jombang adalah benteng Majapahit (Mojopahit) sebelah barat.
Hingga kini banyak dijumpai nama-nama desa/kecamatan yang diawali dengan prefiks mojo-, di antaranya Mojoagung, Mojowarno, Mojojejer, Mojotengah, Mojotrisno, Mojongapit, dan sebagainya. Salah satu peninggalan Majapahit di Jombang adalah Candi Arimbi di Kecamatan Bareng.
Menyusul runtuhnya Majapahit, agama Islam mulai berkembang di kawasan, yang penyebarannya dari pesisir pantai utara Jawa Timur. Jombang kemudian menjadi bagian dari Kerajaan Mataram Islam. Seiring dengan melemahnya pengaruh Mataram, Belanda menjadikan Jombang sebagai bagian dari wilayah VOC pada akhir abad ke-17, yang kemudian sebagai bagian dari Hindia Belanda pada awal abad ke-18.
Menurut cerita yang beredar dari mulut ke mulut di kalangan masyarakat Jombang, hal ini tak lepas dari sosok Kebo Kicak dan Surontanu.Dalam cerita itu disebutkan, Kebo Kicak adalah seseorang yang dikutuk orangtuanya sehingga memiliki kepala kebo atau kerbau.Setelah berkepala kerbau dengan tetap berbadan manusia, Kebo Kicak berguru kepada seorang kiai sakti mandraguna. Bertahun-tahun belajar pada kiai tersebut, Kebo Kicak menjadi orang soleh.
Adapun beberapa kesenian dari Kota Jombang antara lain :
“Warna hijau bermakna kesuburan, ketenangan, dan kebaktian kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sementara, warna merah berarti keberanian, dinamis dan kritis”
Tapi, ada pula yang menyebut ijo mewakili kaum santri(agamis) dikarenakan di Kota Jombang ini memiliki banyak Pondok Pesantren, oleh karena itu disebut Kota Santri , sementara abang mewakili kaum abangan (nasionalis/kejawen).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar